1. Jatuhnya
Daerah-Daerah di Wilayah Nusantara ke dalam Kekuasaan
Pemerintah
Belanda
Sebelum
dijajah bangsa asing , Indonesia terdiri atas beberapa kerajaan yang merdeka.
Diantara kerajaan-kerajaan itu ada yang kekuasaannya meliputi seluruh Nusantara
, seperti kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Kekayaan
hasil alam Indonesia berupa rempah-rempah menarik bangsa asing untuk datang ke
Indonesia. Seperti Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, dan Jepang.
Portugis
merupakan bangsa asing yang pertama masuk ke Indonesia . Mereka mendarat di
kepulauan Maluku yang kaya rempah-rempah pada tahun 1511 dan akhirnya menguasai
perdagangan di Pulau tersebut. Tak lama kemudian Bangsa Spanyol juga datang ke
Maluku pada tahun 1521.
Tahun
1596 , Belanda datang ke Indonesia , dipimpin oleh Cornelis de Houtman.
Mendarat di Kepulauan Banten, Jawa Barat. Mereka ingin menguasai perdagangan di
tanah air kita. Kemudian Belanda mendirikan perkumpulan dagang yang disebut VOC
( Vereenigde Oost Indische Compagnie ) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur.
Dari Banten,
Belanda terus berusaha untuk meluaskan kekuasaannya sehingga berhasil menguasai
Nusantara. Dengan cara menghasut dan memfitnah , bangsa Belanda dengan mudah
berhasil mewujudkan keinginannya untuk menguasai wilayah Nusantara. Politik adu
domba dijalankan oleh Belanda dengan memanfaatkan para raja dan pembantu dekat
raja , sehingga terjadi konflik diantara mereka. Mereka juga tergiur dengan
iming-iming harta dari kaum penjajah, tanpa menyadari bahwa kedatangan mereka
tersebut akan menyengsarakan rakyatnya.
2.
Sistem Kerja Paksa dan Penarikan Pajak Yang Memberatkan Rakyat
Kerja
paksa pada masa penjajahan Belanda disebut Kerja Rodi. Rakyat Indonesia dipaksa
bekerja Untuk membuat jalan raya dari Anyer sampai Panarukan tanpa mendapatkan
upah. Proyek pembangunan jalan sepanjang 1000 km yang terbentang dari ujung
Jawa Barat sampai Jawa Timur itu dipimpin oleh seorang Jendral Belanda yang bernama
Daendels. Itulah sebab mengapa jalan tersebut di sebut dengan Jalan Daendels.
Selama pembangunan jalan, banyak korban yang mati karena kelaparan , kehausan,
atau karena dicambuk. Selain itu masih banyak kerja paksa yang dilakukan oleh
Belanda, seperti membangun jembatan, menebang kayu dan pembuatan tempat-tempat
pertahanan yang semuanya itu adalah untuk kepentingan penjajahan Belanda.
Disamping
kewajiban kerja paksa, penjajah Belanda juga menerapkan sistem tanam paksa yang
diciptakan oleh Van Den Bosch. Dalam sistem ini rakyat harus menyediakan
sebagian tanahnya untuk ditanami tanaman-tanaman yang laku dijual di Eropa,
seperti kopi, tembakau, tebu, dan lain-lain. Hasil tanaman ini harus diserahkan
kepada pemerintahan Belanda untuk dibeli dengan harga yang telah ditetapkan.
Tanah yang digunakan untuk tanam paksa dibebaskan dari pajak tanah. Bagi mereka
yang tidak mempunyai tanah harus bekerja di kebun perusahaan pemerintah selama
65 hari tiap tahunnya. Karena ketidakadilan ini, sistem tanam paksa banyak mendapat
kecaman dari bangsa Belanda itu sendiri.Salah satu kecaman ini datang adri
Eduard Douwes Dekker, yang terkenal dengan nama samaran Multatuli. Pada tahun
1860 ia menulis buku yang berjudul “ Max Havelaar “ yang berisi lukisan
penderitaan rakyat pada waktu itu.
Penjajah
juga selalu berusaha memaksakan monopoli dagangnya dimana-mana dengan berbagai
cara. Para pedagang Indonesia dilarang mengadakan hubungan dagang dengan bangsa
lain selain Belanda.
3. Perjuangan Para Tokoh Daerah Untuk Mengusir
Penjajah
A.
Perjuangan Sultan Agung
Adalah
raja mataram yang paling terkenal. Untuk mengusir belanda, Sultan Agung
mengerahkan 10.000 prajurit ke Batavia, namun serangan ini gagal. Sebab,
Belanda mendapat bantuan dari daerah lain.
Belajar
dari kegagalan yang pertama , tahun 1629 Sultan Agung menyerang lagi, namun
serangan ini pun mengalami kegagalan, karena belanda membakar gudang-gudang
beras persediaan bahan makanan bagi prajurit mataram. Akibatnya prajurit
mataram kekurangan bahan makanan dan terjangkit berbagai macam penyakit.
Walaupun
telah 2 kali mengalami kegagalan , Sultan Agung telah menujukan kepada Belanda
bahwa bangsa Indonesia tidak mau dijajah. Beliau berjuang untuk kepentingan
bangsa dan negara.
B.
Perjuangan Pattimura
Pattimura
adalah pahlawan dari Maluku. Belannda menguras semua hasil alam yang dimiliki
Kepulauan Maluku, seperti Rempah-rempah, akibatnya rakyat hidup sengsara dan
menderita. Melihat hal itu Pattimura bangkit memimpin rakyat Maluku untuk
mengusir Belanda. Pasukan Pattimura berhasil merebut benteng Duursted pada
tanggal 16 Mei 1817. Dalam peristiwa ini menewaskan Residen Van Den Berg dan
sebagai balasan atas kekalahannya ,Belanda mendatangkan bala bantuan yang lebih
banyak dan dengan senjata lengkap untuk merebut benteng itu kembali.
Pattimura
pantang menyerah dan tidak takut terhadap Belanda. Dengan bantuan seorang
pahlawan putri yang bernama Kristina Matra Tiahahu, pattimura bersama rakyat
berjuang terus untuk mengusir Belanda. Namun pattimura berhasil ditangkap oleh
Belanda dan kemudian dibujuk untuk bekerjasama , namun ditolak dengan tegas.
Akibat penolakan ini, Belanda memutuskan untuk menghukum gantung pattimura dan
pattimurapun berkata dengan lantang : “ Pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi
pattimura-pattimura muda akan bangkit.”
C.
Perjuangan Untung Suropati
Wilayahnya
dari Jawa Tengah sampai Jawa Timur. Perlawanan Untung Suropati dipicu oleh
ketidak adilan dan penghianatan bangsa Belanda terhadap Bangsanya.
Perlawanannya dimulai tahun 1686 di Jawa Barat, kemudian diteruskan ke Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Di jawa Tengah Untung Suropati mendapat bantuan dari
Sunan Amangkurat II . Dikartasura, Untung suropati berhasil mengusir pasukan
Belanda dan membunuh pimpinannya Kapten Tack. Setelah sebagian daerah Jawa
Timur berhasil dikuasai, Untung Suropati kemudian mengangkat dirinya sebagai
adipati Wiranegara. Pusat pemerintahannya di Bangil, Jawa Timur. Kedudukan
Untung Suropati semakin kuat setelah Amangkurat III menggabungkan diri.
Tahun1706
dibantu pasukan Mataram, Belanda menyerang Bangil . Kota Bangil di pertahankan
mati-matian, hingga banyak menimbulkan korban dari kedua belah pihak, termasuk
Untung Suropati.
D.
Perjuangan pangerandiponegoro
Dengan
segala siasat, belanda berhasil menanamkan pengaruhnya di kerajaan Mataram.
Rakyat ditindas dengan beban berat seperti kerja rodi dan diberlakukannya
bermacam-macam pajak. Kerajaan Mataram pun dipecah menjadi 4 kerajaan kecil
yaitu Surakarta, Jogjakarta, Mangkunegara, dan Paku alaman. Cara hidup sebagian
bangsawan Mataram sangat dipengaruhi oleh Belanda, sehingga menyimpang dari
norma ajaran Islam.
Melihat
keadaan itu Rden Mas Ontowiryo(Pangeran Diponegoro) dari kasultanan Yogyakarta
berkeinginan mengusir Belanda. Perang dimulaisetelah Belanda membuat jalan
melalui makam leluhur Pangeran Diponegoro. Berlangsung tahun 1825-1830 dengan
pusat pertahanan di Selarong. Pimpinan yang membantu pangeran Diponegoro dalam
perang ini adalah pangeran Mangkubumi, Kiai Mojo, dan Sentot Pawirodirjo.
Diponegoro menggunakan siasat perang gerilya. Siasat ini berhasil. Perang
kemudian meluas kedaerah Banyumas, Kedu, Surakarta, Semarang, Demak, Grobogan,
Rembang, dan Madiun.
Karena
kualahan, Jendral De Kock melakukan suatu tipu muslihat denan cara menyerah.
Belanda menyusun strategi untuk berpura-pura ingin melakukan perundingan untuk
menangkap Pangeran Diponegoro. Perundingan dilaksanakan di Magelang, Pangeran
Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Menado yang kemudian dipindahkan ke
Makasar sampai wafatnya tahun 1855.
E.
perjuangan Tuanku Imam Bonjol
Perlawanan
rakyat di wilayah Minangkabau, Sumatra Barat, terhadap Belanda dipimpin oleh
Imam Bonjol. Perlawananyang disebut juga perang Paderi ini berkobar mulai tahun
1821 -1837.
Pada awalnya, perang Paderi terjadi
karena adanya perselisihan antara kaum adat dan kaum Paderi. Kedua kaum
tersebut tidak sepakat mengenai pelaksanaan ajaran Islam. Kaum Paderi
berkehendak untuk melaksanakan ajaran Islam secara murni dan tidak tidak
terpengaruh adat, sedangkan kaum adat berpendapat sebaliknya. Masing-masing
golongan saling mempertahankan pendapatnya, sehingga pertikaian pun tidak
terelakan lagi.
Peristiwa
ini merupakan kesempatan baik bagi Belanda untuk merebut Sumatra Barat, degan
siasatnya yaitu politik adudomba. Belanda kemudian membantu pihak yang
lemah,yaitu kaum adat,untuk menghadapi kaum Paderi.Kesua kaum itu sama-sama
menyadari bahwa peristiwa ini hanya akan menguntungkan Belanda semata.Kaum
Paderi dan Adat kemudian bersatu melakukan perlawanan terhadap Belanda.
Namun
sayang,akibat taktik licik belanda,Tuanku Imam Bonjol di tangkap.Beliau
diasingkan ke Cianjur dan tidak lama kemudian dipindahkan ke Ambon dan Makasar
sampai wafatnya.
F.Perjuangan
pangeran Antasari
Pangeran
Antasari adalah pejuang dan pahlawan dari kalimantan.Bertepatan dengan
penggantian tahta kerajaan, Belanda menghendaki Tamjid Illahi untuk naik
tahta,hal ini untuk menguntungkan Belanda.Melihat hal ini kemudian rakyat
mendekati Pangeran Hidayattulah yang lebih berhak menduduki tahta
kerajaan.Belanda berusaha menyelesaikan permasalahan dengan cara
kekerasan,akibatnya perlawanan rakyat mulai berkobar pada tauhun 1859 di bawah
pimpinan Pangeran Hidayattulah.Namun Pangeran Hidayattulah tertangkap dan di
asingkan di Cianjur.
Pangeran
Hidayattulah digantikan dengan Pangeran Antasari, Pangeran Antasari dan rakyat
kalimantan mempertahankan wilayah kalimantan dengan mati-matian sampai tahun
1863.
G.Perjuangan
rakyat Aceh
Dimulai
tahun 1873 terjadi karena Belanda ingin menguasai Aceh yang terlentak dipintu
gerbang selat malaka.Letak Aceh sangat strategis untuk menguasai Nusantara.
Serangan
pertama Belanda di bawah pimpinan Jenderal Kohler berhasil di patahkan oleh
pasukan rakyat Aceh yang dipimpin antara lain oleh Teuku Umar,Cut Nyak Dien,
Teuku Cik Di Tiro, Panglima Polem dan Cut Mutia.Jenderal Kohler tewas dan
prejutitnya kembali ke Batavia. Dengan segala taktik Belanda berhasil menguasai
Kotaraja. Hendak menguasai daerah di luar kota, Jenderal Pel tewa dalam perang.
Belanda menggunakan siasat kultur stelsel yang bersifat mempertahankan diri
dalam benteng, namun gagal. Teuku Umar berhasil memperdayai Belanda denga cara
menyerah dan kembali menyerang Belanda. Padatun 1899 Teuku gugur di medan
perang sebagai pahlawan bangsa, namun perlawanan rakyat terus berkobar sampai
tahun 1903.
H.
perlawanan Sisingamangaraja XII dan Rakyat Batak
Dipimpin
oleh Raja Batak sisingamangaraja XII di daerah Tapanuli, tahun 1883-1907. Pada
tahun 1907 Sisingamangaraja tertembak dan gugur, namun sesuai kepercayaan
rakyat Batak rohnya dipercaya masih ada melawan penjajah Belanda, dan rakyat
Batak dengan semangat melanjudkan perjuangan melawan Belanda
Posting Komentar