News Update :
Home » » Kisah Abu Bakar As Sidiq

Kisah Abu Bakar As Sidiq

Penulis : Unknown on Jumat, 06 Maret 2015 | 10.53

Abu Bakar As-Sidiq
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abi Kuhafah At-Tamimi. Pada zaman
jahiliyah Abu Bakar bernama Abdul Ka’bah.
Setelah masuk Islam Rasulullah saw menggantinya dengan nama Abdullah.
Ayah Abu Bakar bernama Usman yang biasa dipanggil Abu Kuhafah. Sedangkan
ibunya bernama Salma dan biasa dipanggil Ummul Khair.
Ketika hijrah ke Madinah (622), ia setia menemani Nabi saw, termasuk ketika
bersembunyi di Gua ¤ur. Pada waktu Rasulullah sakit, Abu Bakar ditunjuk oleh
Nabi menjadi imam salat.
Pada awal perjuangan Islam, Abu Bakar sering mendermakan hartanya untuk
kaum muslimin yang miskin. Membebaskan budak yang disiksa oleh majikannya
karena beriman kepada Islam, misalnya Bilal.
1. Abu Bakar Dibaiat Sebagai Khalifah
Abubakar berasal dari keluarga bangsawan Quraisy kaya dan merupakan
pemeluk Islam kedua setelah Khadijah (istri Nabi). Ia menjadi sahabat Nabi
saw yang sangat setia dan dikenal sebagai tokoh yang jujur, lurus, dan sangat
dipercaya. Karena itu, ia digelari as-siddiq (yang dipercaya).
Nabi saw wafat, tanpa meninggalkan wasiat tentang penggantinya. Sejumlah
tokoh Muhajirin dan Ansar berkumpul di Bani Sa’idah, Madinah, untuk
bermusyawarah tentang tokoh yang akan menjadi pemimpin.
Masing-masing pihak merasa berhak menjadi pemimpin Islam. Dalam
semangat persaudaraan dan musyawarah, Abu Bakar terpilih, lalu dibaiat menjadi
khalifah.
2. Abu Bakar Menyampaikan Pidato Baiat
Dalam pidato sebagai khalifah terpilih, Abu Bakar berkata, “Saya terpilih
menjadi pemimpin kamu, meskipun saya bukanlah orang terbaik di antara kamu.
Karena itu, bantulah saya jika saya berada di jalan yang benar, dan bimbinglah
saya jika saya berbuat salah. Kebenaran adalah kepercayaan dan kebohongan adalah pengkhianatan. Orang-orang yang lemah di antara kamu akan menjadi
kuat dalam pandangan saya sehingga saya akan menjamin hak-hak mereka jika
Allah menghendaki. Dan orang-orang yang kuat di antara kamu adalah lemah
dalam pandangan saya sehingga saya dapat merebut hak dari mereka. Taatilah
saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan jika saya mendurhakai
Allah dan Rasul-Nya, maka janganlah ikuti saya.”
Selesai berpidato, Abu Bakar bersumpah kepada Allah swt dan menyatakan
bahwa ia tidak berambisi untuk menduduki jabatan tersebut. Ia memerintah selama
2 tahun (11 – 13 H/632 – 634 M).
3. Usaha-usaha Abu Bakar
Pada awal pemerintahan Abu Bakar, muncul pemberontakan dari orang-orang
murtad, orang yang mengaku diri sebagai nabi, dan beberapa kabilah Arab.
Terhadap mereka, Abu Bakar bersikap tegas. Ia membentuk sebelas pasukan
yang dipimpin oleh para panglima yang tangguh, seperti Khalid bin Walid,
Amr bin As, dan Ikrimah bin Abu Jahal untuk memberantas kaum pemberontak
tersebut. Adapun usaha-usaha khalifah Abu Bakar sebagai berikut.

a. Memberantas Nabi Palsu
Ada beberapa orang yang kurang memahami tentang kenabian, sehingga
ada anggapan bahwa nabi sebagai jabatan dan pangkat. Anggapan semacam ini
muncul sejak Rasulullah saw wafat. Di antara orang yang mengaku sebagai nabi,
antara lain:
1. Musailamah Al-Kazzab, berasal dari suku Yamamah;
2. Tulaihah, berasal dari suku Bani Asad;
3. Sajjah Tamimiyah, berasal dari Bani Tamim yang kemudian kawin dengan
Musailamah Al-Kazzab;
4. Aswad Al-Ansi, berasal dari Yaman.
Hal yang demikian akan menyesatkan umat, sehingga Abu Bakar berusaha
mengikis dan memberantas nabi palsu tersebut.
b. Memberantas kaum murtad
Setelah Rasulullah saw wafat, banyak umat Islam yang mengalami
keguncangan akidah. Di antara mereka ada yang keluar dari Islam (murtad). Oleh
karena itu, Abu Bakar mengajak mereka untuk kembali kepada agama Islam,
sedangkan mereka yang menentang, maka diperangi oleh khalifah Abu Bakar.
c. Menegakkan aturan zakat
Upaya menegakkan aturan zakat, ditempuh oleh Abu Bakar dengan cara
bertindak tegas terhadap orang yang tidak mau membayar zakat. Hal ini dilakukan
karena kekhawatiran dengan banyaknya pembangkang yang enggan membayar
zakat akan menyebabkan kerugian bagi negara.
Dalam menjalankan tugasnya, Abu Bakar senantiasa meneladani perilaku Rasulullah
saw. Ia sangat memperhatikan kepentingan rakyat dan tidak segan-segan membantu
mereka yang mengalami kesulitan. Untuk meningkatkan kesejahteraan umum, Abu Bakar
membentuk Baitul M±l, semacam kas negara atau lembaga keuangan. Pengelolaan Baitul
M±l ini diserahkan kepada Abu Ubaidah bin Jarrah (584-639).
d. Menghimpun Naskah Al-Qur’an
Ayat-ayat Al-Qur’an yang ditulis di atas pelepah kurma yang berserakan,
dihimpun oleh Abu Bakar atas usul Umar bin Kha¯¯ab. Abu Bakar melakukan hal
ini, karena banyak penghafal Al-Qur’an telah gugur di medan perang
e. Menyusun Panitia Penghimpun Naskah Al-Qur’an
Panitia untuk menyusun naskah Al-Qur’an dipimpin oleh Zaid bin Sabit.
Anggotanya ialah Ubay bin Ka’ab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Talib. Hasil
naskah yang telah dikumpulkan disimpan di rumah Abu Bakar.
4. Akhir Hayat Abu Bakar
Abu Bakar meninggal dunia tanggal 21 Jumadil Akhir 13 H atau 22 Agustus
634 M mencapai usia 63 tahun, dikuburkan di samping makam Rasulullah.
Share this article :

Posting Komentar

 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. KELAS 5 SD PRIMA . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger